Kelompok Bras tinggal di pedalaman yang terletak jauh di bagian hulu wilayah Asmat, di sebelah timur laut yang memiliki dataran tinggi. Masyarakat ini terkenal karena pertama kali mengalami kontak dengan orang asing pada tahun 1971. Sumber-sumber sejarah menyebut daerah ini sebagai ‘daerah Sungai Brazza’. Karena kurangnya informasi yang tepat untuk mengidentifikasi seluruh penduduk di sungai-sungai ini, kami mengidentifikasi kelompok ini sebagai orang Bras. Mereka yang sebagian besar hidup secara semi-nomaden ini menetap di kebun-kebun yang terpencar. Tempat tinggal mereka berupa rumah-rumah besar yang menampung beberapa keluarga besar, yang dulunya dibangun di atas pohon-pohon tinggi.
Kelompok Bras terpengaruh oleh kehadiran orang luar, terutama selama eksplorasi minyak di daerah ini pada pertengahan tahun 1970-an. Pada pertengahan tahun 1980-an, pemerintah berusaha untuk mengajak mereka menetap di desa-desa, namun usaha ini tidak berhasil. Saat ini, daerah ini sering dikunjungi oleh pencari kayu, pemburu buaya, misionaris, dan wisatawan.
Meskipun terdapat banyak dokumentasi mengenai perisai Bras yang mencolok dan mengesankan bentuknya, informasi mengenai benda-benda dan kebudayaan mereka, serta upacara perayaan mereka, tidak banyak yang diketahui.