MUSEUM KEBUDAYAAN DAN KEMAJUAN ASMAT
PATUNG
Sewaktu di kalangan rakyat terjadi perubahan-perubahan budaya,
seniman mulai menciptakan adegan-adegan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh
rakyat. Seniman pun juga menciptakan gambaran-gambaran yang melukiskan segi-segi
penting orang masa silam yang memiliki sifat-sifat yang dihormati oleh rakyat.
Patung orang Asmat dewasa ini meliputi lima tipe khas, termasuk
patung yang menggambarkan sebuah perkembangan dalam ekspresi seni. Tipe-tipe
ini adalah sosok leluhur tradisional, patung leluhur, patung, ukiran kerawang,
dan panel.
1. PATUNG LELUHUR TRADISIONAL, ATAU KOMPOSISI SOSOK PADA TIANG DAN
KUSEN
Patung-patung ini adalah ikon yang mencakup roh-roh orang yang telah
meninggal. Sosok-sosok itu diciptakan pada kayu lunak, dengan goresan-goresan,
bagian-bagian tubuh, tulang, sendi, dan lambang yang diberi warna merah atau
hitam pada permukaan berwarna putih.
2. PATUNG LELUHUR
Patung-patung ini menggambarkan leluhur-leluhur dan kerap kali
terbuat dari kayu keras, dan kadang kala menunjukkan terjadinya perkembangan
seni berkat adanya peningkatan bentuk-bentuk tradisional. Beberapa patung itu
mempunyai goresan, bagian tubuh, struktur kerangka dan sendi. Patung dari kayu
lunak selalu diberi warna putih dengan tanda-tanda berwarna hitam dan merah,
sedangkan patung ukiran keras tidak pernah diberi cat; patung-patung ini
menjadi gelap warnanya karena dimakan usia.
3. PATUNG
Patung-patung ini menyajikan pemandangan kehidupan sehari-hari,
kegiatan orang Asmat dan adegan-adegan dari mite atau peristiwa upacara. Ukiran
menyajikan adanya bentuk serta desain yang makin lama makin rumit, dan biasanya
terbuat dari kayu keras. Pada awalnya permukaan patung dibuat halus dan hanya
menjadi gelap warnanya karena dimakan usia.
Selama awal tahun 80-an orang Bismam merintis langkah mewarnai
patung dengan merendam patung-patung itu di dalam lumpur selama beberapa hari
sampai diperoleh kedalaman warna yang dfinginkan. Perendaman akan mengubah
permukaan patung menjadi sawo matang dan hitam. Setelah ini, seniman
memunculkan goresan-goresan, bagianbagian badan dan daerah-daerah tertentu
dengan membuat etsa yang menampilkan warna muda alami kayu, sehingga dengan
demikian memperhidup penampilan karya itu.
4. PATUNG KERAWANG
Ukiran ini adalah pembaharuan pada kayu besi yang unik.
Gambar-gambar pada patung adalah sajian yang pelik dan rumit. Orang Becembub —
karena terpengaruh oleh von Peij MSC pada akhir tahun 1950-an — adalah perintis
ukiran ini. Meski beberapa seniman Becembub masih menciptakan ukiran kerawang,
namun ukirannya besar dan tidak dapat menandingi karya ciptaan halus seniman
dari tahun 50 hingga tahun 80-an. Di kemudian hari seniman Becembub
mengembangkan ukiran kerawang yang menyajikan adegan kehidupan nyata atau
adegan mitologi dan papan cerita yang menarik.
5. PATUNG PANEL
Ukiran panel merupakan ukiran relief dan desain tradisional pada
permukaan papan kayu keras. Bagian permukaan yang disediakan oleh papan itu
lebih luas daripada bagian yang diukir secara tradisional. Bagian ini
memungkinkan si seniman untuk dengan mudah menuangkan gambaran-gambaran dan
meningkatkannya hingga mencapai taraf kerumitan yang menarik. Ukiran panel baik
dulu maupun sekarang dicari-cari oleh para tamu pengunjung dan peminat seni,
dan para seniman tetap memupuk minat khalayak ramai karena adanya
pembaruan-pembaruan reka cipta yang terus-menerus, Panel ternyata merupakan
salah satu perkembangan paling sukses pada seni Asmat kontemporer, karena benda
itu menjadi mata dagangan yang paling disukai oleh banvak orang.
